Siapkan Rp 200 Triliun untuk Dorong Kredit Bank, Menkeu Purbaya Pastikan Tak Ada Pemotongan TKD di RAPBN 2026
DIKSI.CO – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa memastikan bahwa pemerintah tidak akan lagi memotong anggaran Transfer ke Daerah (TKD) dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026.
Pernyataan ini disampaikan Purbaya saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (10/9), di tengah proses pembahasan anggaran bersama DPR RI yang masih berlangsung.
“Kita enggak akan memotongkan lagi,” ujar Purbaya.
Namun demikian, ia menekankan bahwa kemungkinan penambahan TKD masih perlu dibahas lebih lanjut bersama DPR.
“Apakah ada dana tambahan ke daerah atau tidak? Kalau ada, berapa? Itu yang kita hitung. Belum tahu,” jelasnya.
Purbaya menjelaskan, pemerintah akan menjalankan kebijakan fiskal ekspansif yang mendorong pertumbuhan ekonomi.
Salah satunya adalah melalui peningkatan belanja pemerintah dan alokasi dana ke daerah.
“Yang penting adalah penyerapan anggarannya lebih baik dan manajemen cash-nya lebih baik, sehingga tidak mengganggu kondisi limitasi sistem keuangan kita,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Purbaya mengungkapkan rencana pemerintah untuk mengalihkan sekitar Rp 200 triliun dari total Rp 425 triliun dana pemerintah yang selama ini mengendap di Bank Indonesia (BI) ke perbankan nasional.
Dana tersebut berasal dari penerimaan negara seperti pajak dan sumber lainnya, yang akan ditempatkan di bank dalam bentuk mirip deposito pemerintah.
“Ini seperti Anda naruh deposito di bank. Nanti penyalurannya terserah bank. Tapi kalau saya mau pakai, saya ambil,” jelas Purbaya.
Langkah ini telah mendapat persetujuan dari Presiden Prabowo Subianto.
Harapannya, dana tersebut dapat meningkatkan kapasitas perbankan dalam menyalurkan kredit kepada sektor riil.
Terkait kekhawatiran inflasi, Purbaya menilai kebijakan ini tidak akan memicu lonjakan harga, selama pertumbuhan ekonomi masih berada di bawah potensi nasional.
“Inflasi terjadi kalau pertumbuhannya di atas laju pertumbuhan potensial. Kita masih jauh dari inflasi. Jadi kalau saya injek stimulus ke perekonomian, harusnya masih aman,” pungkasnya.
Dengan strategi ini, pemerintah berharap perekonomian nasional tetap tumbuh sehat, merata, dan terjaga dari risiko fiskal jangka pendek maupun panjang. (*)